Antisipasi Bencana, Perlu 15 Perahu

Laporan HARJONO, Pasirpengaraian pasirpengaraian@riaupos.co

Untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu membutuhkan setidaknya 15 perahu karet, fiber dan kayu beserta mesin. Sebab, 14 dari 16 kecamatan di Rohul merupakan daerah rawan bencana banjir. 

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnakertrans) Rohul, H Tengku Rafli Armien SSos, Kamis (29/5) kepada sejumlah wartawan menyampaikan, saat ini banyak peralatan seperti perahu karet yang rusak akibat bocor, karena sudah dipakai dalam melakukan evakuasi saat terjadinya bencana banjir. 

Menurutnya, untuk lebih efektif, perlu penambahan perahu karet termasuk perahu fiber serta 10 unit perahu kayu yang bisa ditumpangi 1 orang. ‘’Ini agar memudahkan dalam evakuasi para korban, bila terjadinya banjir besar di Rohul,’’ jelasnya. 

T Rafli menyampaikan, perahu itu akan disebarkan ke daerah-daerah rawan bencana. ‘’Kita sudah memiliki 70 tenaga Tagana. Ke-70 Tagana itu siap diturunkan ke lokasi bencana, bila terjadi bencana alam di Rohul. Namun bila terjadi bencana besar, maka tenaga Tagana tersebut belum memadai dan perlu penambahan melalui perekrutan lagi,’’ jelasnya.

Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, Tengku Rafli mengharapkan perhatian pemerintah Provinsi Riau maupun pusat, sehingga kekurangan sarana pendukung dalam penanggulangan bencana alam bisa teratasi. ‘’Kalau mengharapkan dari APBD, maka tidak bisa tertampung dan dianggarkan, apalagi biayanya besar,’’ ungkapnya.

Disosnakertrans Rekrut 30 Tagana
Dalam pada itu Tengku Rafli menyampaikan, Disosnakertrans Rokan Hulu juga telah merekrut sedikitnya 30 pemuda dari 16 kecamatan sebagai tenaga suka rela Taruna Siaga Bencana (Tagana). Karena, kata Tengku Rafli, jumlah Tagana di Disosnakertrans Rohul saat ini baru 75 orang dari sebelumnya 45 orang. 

Ke-30 Tagana baru sengaja direkrut untuk menambah tenaga suka rela yang sudah ada sebelumnya. Tenaga ini diharapkan dapat membantu masyarakat seperti saat bencana banjir, membantu mencari korban hanyut atau orang hilang, dan lainnya,’’ jelasnya.  

Dalam pada itu Tengku Rafli menyampaikan, selama empat hari terhitung sejak 27 Mei hingga 30 Mei anggota Tagana baru ini akan diberi beberapa materi cara penanggulangan bencana, seperti cara menggunakan perahu, menyelamatkan korban tenggelam, dapur umum, mendirikan tenda pengungsian, serta pengetahuan P3K. 

“Latihan selama empat hari kita pusatkan di Batang Lubuh karena di sungai ini sering terjadi orang tenggelam. Untuk latihan kita datangkan instruktur dari Tagana Pekanbaru,” kata Tengku Rafli.(muh)

0 comments: