Zakariya (sekitar 100 - 20 M) adalah salah seorang nabi yang disebut di
dalam Al Kitab dan Qur'an. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM dan
ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan
sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 1 orang anak dan wafat
di Syam.
KISAH NABI ZAKARIYA
Nabi Zakariya adalah keturunan Nabi Sulaiman. Ia diutus pada kaum Bani
Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak. Namun
keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua.
Suatu hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam)
pada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya.
Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab
janda Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun
setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah
kehendak Allah SWT, merekapun mengerti.
Setelah itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam.
Untuk pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air.
Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam.
Ternyata pena Nabi Zakariya-lah yang mengapung sehingga beliau berhak
menjadi ayah asuh Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi
Zakariya. Namun kemudian rasa sayang Nabi Zakariya pada Maryam berubah
menjadi rasa takjub. Suatu hari saat menengok Maryam, beliau melihat ada
buah-buahan di dekat Maryam, Ada juga buah-buahan yang bukan musimnya.
Maryam menjelaskan bahwa semua itu berasal dariAllah.
Nabi Zakariya takjub dan tergetar. Ia ingin mendapat kemuliaan dari
Allah SWT. Maka ia bermunajat kepada-Nya, memohon dikaruniai anak. Allah
SWT berfirman melalui malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan akan
dikaruniai anak bernama Yahya, dengan tanda tak bisa bicara selama 3
hari 3 malam.
Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki dan diberi
nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi. Pada suatu ketika
Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodus. Kaum Bani Israil
berharap pada Nabi Zakariya, hal itu menyebabkan Raja Herodus marah dan
memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakariya. Nabi Zakariya sendiri
langsung pergi dari kejaran prajurit Herodus.
Zakaria Mendambakan Anak
Nabi Zakaria a.s., yaitu ayah Nabi Yahya sadar banyak anggota
keluarganya dari Bani Israil merupakan orang yang tidak beradab dan
gemar bermaksiat karena kedangkalan iman mereka. Ia khawatir bila tiba
ajal dan tidak mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya, sehingga
mereka akan semakin merajalela dan sangat mungkin mengadakan
perubahan-perubahan di dalam kitab suciTaurat dan menyalahgunakan hukum
agama.
Kecemasan itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga
mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur
ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri.
Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan
timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab
Maryam. Ia berfikir di dalam hatinya bhawa tidak ada yang mustahil bagi
Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan
seorang diri dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya
keturunan bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan
rambutnya sudah penuh uban.
Zakaria Berdoa Kepada Allah
Pada suatu malam yang telah larut, Zakaria duduk di mihrabnya
mengheningkan cipta kepada Allah dan bermunajat serta berdoa dengan
khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya
Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi
sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan
tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku cemas sepeninggalku nanti
anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila
aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya
Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban,
sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaanmu tidak
terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengkaruniakan seorang anak
yang shaleh dan Engkau ridhoi padaku.
Allah Mengabulkan doa Zakaria
Kemudian Allah menjawab doa Zakaria dan berfirman : “Wahai Zakaria, kami
sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak
laki-laki bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab Allah,
menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan godaan
syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi.” Kemudian Zakaria berkata:
“Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku
seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia.” Allah berfirman: “Hal
demikian itu adalah mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu,
sedangkan waktu itu kamu tidak ada sama sekali.”
0 comments: