Kabupaten Rokan Hulu
{{{lambang}}} Lambang Kabupaten Rokan Hulu |
|
Peta lokasi Kabupaten Rokan Hulu Koordinat: 00°25'20-010°25'41 LU 1000°02'56-1000°56'59 BT |
|
Provinsi | Riau |
Ibu kota | Pasir Pengaraian |
Pemerintahan | |
- DAU | Rp. 375.558.605.000,-(2011)[1] |
Luas | 7.449.85 km² |
Populasi | |
- Total | 475.011 jiwa (2010) |
- Kepadatan | - |
Demografi | |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 16 |
- Kelurahan | - |
- Situs web | http://www.rokanhulu.go.id/ |
Daftar isi |
Data Kabupaten
- Bupati: Drs. H. Achmad, M.Si
- Wakil Bupati: Ir. H Hafith Syukri MM
- Suku bangsa: Minangkabau, Melayu, Mandailing, Jawa
Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2010 adalah 475.011 jiwa. Mayoritas penduduk asli Kabupaten Rokan Hulu adalah termasuk salah satu bagian dari Rumpun Minangkabau. Menurut sejatahnya, dahulu daerah Rokan Hulu disebut Rantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu karena merupakan daerah perantauan orang-orang Minangkabau pada masa lalu (Rantau nan Tigo Jurai). Pada masa itu diistilahkan sebagai ‘Teratak Air Hitam’ yakni Rantau Timur Minangkabau di sekitar Kampar dan Kuantan sekarang. Daerah-daerah tersebut meliputi daerah alur sungai menuju hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir ke Pesisir Timur. Diantaranya adalah Sungai Rokan, Siak, Tapung, Kampar dan Inderagiri (Kuantan), yang kini kesemuanya masuk di dalam Provinsi Riau. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Rokan Hulu menggunakan adat istiadat dan bahasa daerah yang termasuk varian Rumpun Budaya Minangkabau. Utamanya mirip dengan daerah Rao dan Pasaman di Provinsi Sumatera Barat.Di sekitar daerah perbatasan bagian Timur dan Tenggara, bermukim pula sedikit Suku Melayu yang memiliki adat istiadat dan bahasa daerah mirip dengan tetangganya di Rokan Hilir dan Bengkalis. Namun di sekitar Rokan Hulu sebelah Utara dan Barat Daya, ditemukan penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dengan etnis Rumpun Batak di daerah Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara. Mereka telah mengalami proses Melayunisasi sejak berabad yang lampau, dan tidak banyak meninggalkan jejak sejarah untuk ditelusuri. Mereka umumnya mengaku sebagai orang Melayu.
Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang datang lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan sebagai tenaga buruh. Juga banyak bermukim para pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya bekerja di sektor jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak penduduk pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat yang umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan.
++Berita Terlengkap Seputar Rokan Hulu++
-
- [http://rohulnews.com/ Berita Terlengkap Seputar Rokan Hulu)
Kantor Pelayanan Terpadu Perizinan
- Website Kantor Pelayanan Terpadu Perizinan Kabupaten Rokan Hulu
-
- [http://riauterkini.com/rohul/ Berita Rokan Hulu)
- Berita Rokan Hulu
- Berita Nasional Kompas.com
Tempat Wisata
- Air Panas Hapanasan Haiti.
- Air Panas Pawan.
- Goa Sikafir Pawan.
- Rumah Batu Serombou.
- Bendungan Sipogas.
- Benteng Tujuh Lapis.
- Istana Rokan.
- Air Terjun Aek Martua.
- Bukit Suligi.
- Rura Limbat, Air Terjun Tersembunyi di Bangunpurba.
Pahlawan Nasional Dari Rokan Hulu
Tuanku Tambusai adalah salah seorang tokoh pejuang dari Rokan Hulu dalam Perang Paderi di awal abad ke XIX. Pada masa itu daerah Rokan Hulu masih bagian integral dari wilayah Minangkabau di bawah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung. Setelah jatuhnya Benteng Bonjol dan penangkapan terhadap Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1837, maka perjuangan kaum Paderi dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai. Tuanku Tambusai sebagai panglima terakhir yang masih tersisa bersama sisa laskar Paderi bertahan di benteng terakhir kaum Paderi di daerah Dalu-Dalu Rokan Hulu. Benteng ini pun akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1838 setelah digempur selama hampir 1 tahun. Dengan jatuhnya benteng tersebut, berakhirlah era Perang Paderi di seluruh wilayah adat Minangkabau.Bandar Udara/Lapangan Terbang
- Bandar Udara Pasir Pengaraian (Tuanku Tambusai Air Port)
Keadaan geografis
- Letak Geografis 00 25' 20 derajat LU - 010 25' 41 derajat LU dan 1000 02' 56 derajat - 1000 56' 59 derajat BT
- Luas 7.449.85 km²
Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara
Selatan : Kabupaten Kampar
Barat : Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat
Timur : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir
Di Kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa sungai, 2 diantaranya adalah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri. Selain sungai besar tersebut, terdapat juga sungai-sungai kecil antara lain Sungai Tapung, Sungai Dantau, Sungai Ngaso, Sungai Batang Lubuh, Sungai Batang Sosa, Sungai Batang Kumu, Sungai Duo (Langkut), dan lain-lain.
Kecamatan di Rokan Hulu
- Bangun Purba
- Kabun
- Kepenuhan
- Kunto Darussalam
- Rambah
- Rambah Hilir
- Rambah Samo
- Rokan IV Koto
- Tambusai
- Tambusai Utara
- Tandun
- Ujungbatu
- Pagaran Tapah Darussalam
- Bonai Darussalam
- Kepenuhan Hulu
- Pendalian IV Koto
Peninggalan Bersejarah di Rokan Hulu
- Benteng tujuh lapis Dalu-dalu.
- Makam Raja-Raja Rambah.
- Istana Rokan.
Referensi
- ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
0 comments: